Scott Lang, seorang pencuri
yang baru saja keluar dari penjara, secara tidak sengaja mencuri sebuah
kostum super. Ternyata kostum tersebut adalah milik dari
Dr. Hank Pym,
sebuah kostum super hasil penelitian ilmiah yang dapat membuat
penggunanya mengecil menjadi seukuran semut. Pym yang adalah seorang
Ant-Man
di masa lalu, berusaha untuk menggagalkan rencana anak didiknya Darren
Cross yang akan menggunakan Partikel Pym untuk sesuatu yang jahat. Pym
pun menjadi mentor bagi Scott untuk menjadi seorang Ant-Man dan mencuri
kostum Yellowjacket hasil pengembangan Darren Cross.
Ant-Man diklaim oleh Marvel Studios sebagai film penutup dalam Phase Two
Marvel Cinematic Universe, meski rasanya film ini lebih cocok didaulat
sebagai film pembuka dalam Phase Three. Berlatar setelah kejadian dalam
Age of Ultron, penonton diperkenalkan pada tokoh pahlawan super yang
memiliki kemampuan unik; mengecilkan tubuh dan memiliki kekuatan super.
Keputusan Marvel Studios untuk membuat film solo tentang Ant-Man harus
dibilang sebagai langkah jenius. Tidak saja memperkenalkan pahlawan baru
terhadap fans baru, tetapi film ini memberikan sudut pandang baru bagi
dunia superheroes; skala kecil, macro-photography, dan kekuatan unik.
Film ini jelas menjadi sangat unik, karena penonton dibawa ke dalam
skala baru dimana Ant-Man beraksi. Berinteraksi dan berlari bersama
pasukan semut, sampai terbang dengan semut bersayap, hingga berkelahi
melawan Yellowjacket. Film ini jelas sangat menghibur dengan visual yang
sangat mengagumkan, dan memiliki potensi dalam format 3D dan 4DX lewat
setiap gambar dan gerakannya.
Selain pengalaman visual yang baru lewat macro-photography, film ini
juga kuat dengan leluconnya. Naskah awal Ant-Man memang dikembangkan
oleh sutradara/penulis naskah Edgar Wright dan Joe Cornish (Hot Fuzz,
Attack the Block) yang sudah biasa mencampur-adukkan unsur aksi dengan
komedi. Setiap leluconnya sangat efektif untuk memancing tawa. Salah
satu lelucon favorit gue jelas pada adegan flashback si karakter Luis,
yang rasanya akan spoiler kalau diceritakan disini.
Akhir kata, Ant-Man adalah sebuah film superheroes yang terbilang cukup
ringan dibandingkan film dalam MCU lainnya. Selain menyenangkan karena
pembawaan Paul Rudd yang kocak, film ini juga sangat menghibur dengan
berbagai leluconnya. Seperti film-film solo dalam MCU lainnya, Ant-Man
juga memiliki referensi yang kuat terhadap film-film MCU lainnya. Sebut
saja
Age of Ultron, Iron-Man,
Captain America, bahkan film solo Spiderman yang akan di-reboot kemudian hari.
Source